Tuesday, October 28, 2008

From The Jakarta Post

Children speak up on global warming

Anisa Basuki , The Jakarta Post , Jakarta | Tue, 10/28/2008 10:22 AM | City

Dozens of children from 14 provinces gathered in the capital to voice their thoughts on global warming issues.

The 36 children are joining a four-day conference starting Monday to understand more about environmental issues and to learn how they can reduce the effects of global warming.

Fourth to sixth graders will attend the Let's Be Greener workshop organized by the Jakarta-based children magazine Bobo. The workshop aims to increase the children's passion and awareness of environmental protection, Bobo editor Sigit Wahyu said.

"The purpose of the event is to encourage children to establish environmentally friendly lifestyles to reduce global warming," he told The Jakarta Post.

He said there were at least 1,500 applicants for this year's conference.
"We had to screen the applicants until we got the 36 participants with the best essays on environmental issues. We limited the participants this year because last year we accepted around 50 participants and the conference wasn't effective."

One of the participants, Tari, 9, who lives in Pamulang of Banten province, said she was concerned about the condition of her neighborhood's environment.

"The water around my neighborhood is murky. I joined a club run by the state power company PLN, the Junior Firefly Club. From the club I have learned how to make a water filter for my neighborhood," she said.

Meanwhile, 12-years-old Dian, a participant from Jakarta who lived in Japan for eight years, said that she felt sad about the conditions in Indonesia.

"People in Japan never threw their trash in public areas. The conditions are very different to Indonesia. Here we can see lots of trash in public spaces, such as rivers and streets. I hope by joining the conference I can ask everybody to keep our country free from garbage."

Thariq, 9, a participant from Padang, West Sumatra, said he felt the effects of global warming in his hometown. The temperature is increasing and the weather changes often, he said. He tries to reduce the greenhouse effect by planting castor trees, with seeds he received from Bobo, he added.

"I planted the castor seeds in my yard and it has grown twice my height. I gave my friends some seeds, so they could also plant them at their house," he said.

The participants will plant seedlings Tuesday along Pesanggrahan River in South Jakarta together with local farmer group Sangga Buana and its founder Chaeruddin, who has received many awards for his work protecting trees on riverbanks.

Environmentalist and former state environment minister Sonny Keraf is also involved in the conference as an expert source.

"We hope the children will come out with a declaration on what young people their age can do to save the earth," Sigit said, adding that the closing ceremony on Oct. 30 would be presided by environment minister Rachmat Witoelar.

Source:
http://www.thejakartapost.com/news/2008/10/28/children-speak-global-warming.html

Monday, October 27, 2008

Konferensi Anak Bobo 2008 Sudah Dibuka


Abis spik-spik, Pemimpin Redaksi BOBO, Mbak Koes Sabandiyah mukul gong tiga kali. Guuuuung... guuuuung... guuuuung. Resmi deh, Konfa dalam kurung Konferensi Anak dibuka. Kenapa harus mukul gong? Saya tanya sama Mas Tri (yang lagi nyuting) dan Mbak Pipit (yang pegang kurikulum Konfa). Keduanya kaget! Padahal saya cuma becanda. Jawabnya sih gampang. Soalnya Mbak Koes kan wong Jowo, dan Putri Sinuhun Raja Surakarta. Jadi ya pakai gong. Kalau beliau dari Bandung bisa jadi bukan mukul gong tapi pakai angklung.

Yah, begitu acara pembukaan Konfa 2008 yang sederhana tapi hebat! Ada 36 anak dari berbagai daerah di Indonesia terpilih jadi delegasi. Mereka ini terpilih dari serebu-maratus anak yang ngimpi-ngimpi pengen ikut. Tapi apa mau dikata, BOBO bisanya cuma ngundang 36 anak plus orangtuanya.

Uuh, orangtuanya semua pada bangga sama anaknya. Kecil-kecil sudah bisa membahagiakan orangtua dengan mengajaknya ke Jakarta.

Anak-anak ini semua "the greeners" alias orang yang gaya hidupnya bersahabat dengan alam. Ya, untuk bisa jadi delegasi, kan mereka harus bikin karya tulis yang berisi pengalaman jadi the greeners.

Abis makan siang sama-sama, saya ikut mendengarkan acara bincang-bincang delegasi dengan Pak Sonny Keraf, mantan Menteri Lingkungan Hidup. beliau saat ini adalah anggota DPR yang bertugas di Komisi 7. Entahlah, komisi ini membidangi apa, tapi saya yakin seyakin yakinnya komisi ini ada hubungannya dengan lingkungan.

Sebelum bincang-bincang, Pak Sonny memutar film bikinan Al Gore tentang Global Warming. Heee ilmiah banget.... tapi ternyata anak-anak bisa nangkep. Buktinya waktu sesi tanya jawab, mereka pada kritis bertanya.

Ada yang tanya begini. Pak, apakah Indonesia itu termasuk negeri yang sudah berwawasan lingkungan?
Jawaban Pak Sonny: Prakteknya belum. Di Kalimantan dan tempat-tempat lain di negeri kita masih terjadi kebakaran hutan, orang membakar sampah seenaknya, banyak industri membuang limbah seenaknya, kemacetan terjadi di manapmana mengakibatkan polusi, de el el.

Soal energi alternative, Pak Sonny menceritakan, pemerintah masih lamban untuk mencari energi alternative non fosil. Padahal, kata beliau, Indonesia memiliki banyak selat. Setiap selat memiliki arus laut yang kuat untuk menggerakkan turbin listrik. Tapi kenapa tidak dimanfaatkan?

Kalau anak-anak dapat pencerahan tentang gaya hidup bersahabat dengan alam dengan Pak Sonny, orangtua dapat pencerahan dari Profesor Cho dari Cifor. Aah, ternyata orangtua delegasi ini juga sangaaaaat peduli dengan alam lo.

Foto: Ricky Martin/BOBO dari www.konferensianak.com

Konferensi Anak Bobo 2008, Press Release Pembukaan

Press Release Pembukaan
KONFERENSI ANAK BOBO 2008 TENTANG GLOBAL WARMING
TEMA: LET’S BE THE GREENERS

Senin, 27 Oktober 2008, Pukul 09:00 – 13:00 WIB
Auditorium Wisma PKK Pemda DKI Jaya “Melati Jaya”
Jl. Kebagusan Raya 42, Jakarta Selatan


ANAK-ANAK INGIN TERLIBAT MENGATASI GLOBAL WARMING


Udara di sekitar kita makin gerah, es di kutub mencair, permukaan air laut naik, terjadi perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam. Itulah beberapa hal yang ditangkap anak-anak tentang dampak global warming yang dituangkannya dalam karya tulis untuk mengikuti seleksi pemilihan delegasi Konferensi Anak Bobo 2008 tentang Global Warming yang mengangkat tema ”Let’s Be The Greeners”.
Untuk ikut mengurangi global warming ini, anak-anak pun telah melakukan gaya hidup hijau dengan banyak menanam pohon, menghemat listrik, mengurangi pemakaian kantong plastik, dan lainnya.
Lebih dari 1500 anak SD dari berbagai daerah di Indonesia mencoba mengikuti seleksi ini untuk memenangkan ”tiket” menjadi delegasi Konferensi Anak Bobo 2008 tentang Global Warming yang diadakan di Jakarta, 26 – 30 Oktober 2008.


Konferensi Anak Tingkat Nasional

Konferensi Anak Bobo 2008 tentang Global Warming hari ini (Senin, 27 Oktober 2008) dimulai. Rangkaian upacara pembukaan dilaksanakan di Auditorium Wisma PKK Pemda DKI ”Melati Jaya” di Jalan Kebagusan Raya, Jakarta Selatan, dimulai pukul 09.00 sampai selesai.
Konferensi ini diikuti 36 anak SD dari berbagai daerah di Indonesia. Yaitu, dari Padang, Bangka, Kalimantan Barat, Banten, Makassar, Ambon, Bali, Mataram, Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Tangerang.
Mereka terpilih melalui seleksi yang sangat ketat melalui lomba karya tulis tentang global warming yang dikirim ke Majalah Bobo. Karya tulis tersebut harus berisi pengalaman pribadi dalam ikut mengatasi global warming.

Belajar dan Diskusi untuk Menyusun Deklarasi

Dalam konferensi ini, para delegasi akan mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan dengan gaya hidup hijau dalam upaya mengatasi global warming.
Untuk menambah wawasan, mereka akan belajar tentang gaya hidup hijau bersama Bapak Sonny Keraf, mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Mereka juga akan belajar di alam bersama pelestari lingkungan, Mang Idin dan Kelompok Tani Sangga Buana, serta melakukan diskusi-diskusi kelompok.
Dari hasil pengamatan dan diskusi-diskusi ini, delegasi akan menyusun sebuah deklarasi yang berisi tentang pemahaman anak-anak terhadap global warming, serta cara-cara mengatasi global warming yang dapat dilakukan oleh anak-anak dan masyarakat pada umumnya.
Deklarasi tersebut akan dibacakan pada acara puncak yang akan diadakan pada tanggal 30 Oktober 2008, di Ballroom Gedung Kompas Gramedia Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta. Selanjutnya, deklarasi akan diserahkan langsung kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, Bapak Rahmat Witoelar.


Kegiatan Tahunan Majalah Bobo

Konferensi Anak Bobo 2008 tentang Global Warming merupakan Konferensi Anak Bobo ke-8 yang digelar oleh Majalah Bobo bekerjasama dengan Sari Husada.
Konferensi Anak berskala nasional ini memang diadakan secara rutin dan sudah menjadi agenda tahunan Majalah Bobo sejak tahun 2001.

Konferensi Anak ke-1, Oktober 2001, tema “Lingkungan Hidup”.
Konferensi Anak ke-2, November 2002, tema “Hidup Sehat”.
Konferensi Anak ke-3, Oktober 2003, tema “Berteman dalam Keragaman”.
Konferensi Anak ke-4, November 2004, tema “Andai Aku Jadi Presiden”.
Konferensi Anak ke-5, November 2005, tema “Hemat Energi”.
Konferensi Anak ke-6, November 2006, tema “Peduli Bencana”.
Konferensi Anak ke-7, November 2007, tema “Stop Bullying”.
Konferensi Anak ke-8, Oktober 2008, tema “Let’s Be The Greeners”




Menyiapkan Generasi yang Peduli

Ide awal Majalah Bobo mengadakan kegiatan konferensi anak adalah menyediakan sarana diskusi bagi anak-anak dalam rangka menyiapkan anak-anak smart generation. Anak-anak smart generation adalah calon-calon pemimpin bangsa yang cerdas, cinta kepada negerinya, peduli kepada bangsanya, dan cepat tanggap terhadap masalah-masalah global.
Melalui konferensi, Majalah Bobo memberikan wadah kepada anak-anak untuk peka terhadap persoalan yang ada di sekitarnya, berlatih merumuskan permasalahannya, dan berlatih mencarikan solusinya.

Let’s Be The Greeners

Let’s Be The Greeners adalah istilah baru yang dicetuskan Majalah Bobo dalam rangka kampanye gaya hidup bersahabat dengan alam. Tema ”Let’s Be The Greeners” dipilih untuk tema konferensi tahun ini, mengingat dunia sedang menghadapi dampak global warming yang mengancam kelestarian Planet Bumi kita.
Dengan tema Let’s Be The Greeners ini, Majalah Bobo dan Sari Husada ingin memelopori kampanye gaya hidup hijau sejak dini dimulai dari anak-anak.
Dengan konferensi ini, diharapkan anak-anak sebagai generasi yang akan mengurus Bumi ini selanjutnya tahu cara-cara mengurangi global warming dengan melakukan gaya hidup bersahabat dengan alam.
Deklarasi yang akan dihasilkan konferensi anak kali ini diharapkan dapat menjadi panduan nyata bagi anak-anak, juga masyarakat pada umumnya untuk ikut berperan aktif dalam usaha menyelamatkan Planet Bumi dari global warming.

Sekian.


Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi
Sigit Wahyu, HP o811 849646
Email: sigitwahyu@gramedia-majalah.com
Website: www.konferensianak.com


Nama-Nama Delegasi Konferensi Anak 2008 Tentang Global Warming
TEMA: LET’S BE THE GREENERS

1. Adzkia Husnul Abidat; Kelas 6A, SDIT Iqro, Bekasi
2. Aloysius Gonzaga Koptarico N.; Kelas 5, SDK Santa Maria, Magelang
3. Antonius Abhirama; Kelas 4, SD Marsudirini, Muntilan
4. Antrista Dio Prawira; Kelas 6B, SDK Yos Sudarso, Blitar
5. Arindra Mutiara Rulianti; Kelas 6, SDN Tembok Rejo II, Pasuruan
6. Astari Kelana Hanindyani; Kelas 5A, SD Waskito, Pamulang, Tangerang
7. Cakra Birawa Sudjono; Kelas 6 Ibnu Abbas, SD Muhammadiyah 7, Bandung
8. Chindy El Faulana; Kelas 6B, SDN 2 Bareng Lor, Klaten
9. Daniel Kawalo; Kelas 6, SD N Lodoyong I, Ambarawa
10. Denise Weldy Hellen Sahulata; Kelas 6, SD Kristen Kalam Kudus, Soya, Ambon
11. Dian Larasati; Kelas 6, SD Santo Vincentius, Jakarta
12. Edenise Kristauli Pane, Kelas 4, SD Plus BPK Penabur, Bogor
13. Fadhila Asyam Al Hammad; Kelas 5A, MI Kresna, Madiun
14. Fransisca Tiarasanti; Kelas 6, SD Kanisius Bonoharjo, Yogyakarta
15. Hanif Fauzan Abshari; Kelas 6C, SD Al Ma’some Full Day School, Sumedang
16. Humaira Hoseki Devi; Kelas 5, SD Negeri III Pengasih, Yogyakarta
17. Jemmima Alisha Jasmine; Kelas 6, SDN Sempur Kaler, Bogor
18. Johanna Jonathan; Kelas 6F, SD Marsudirini, Bekasi
19. Khalid Puti Geni; Kelas 6A, SDN 8 Sungailiat, Bangka
20. Laili Salsabila; Kelas 5, SD Islam Sabilillah, Malang
21. Martin Adrian; Kelas 4, SD Santa Angela, Bandung
22. Munadia Ima Syahida; Kelas 5 Khadijah, SDII Al Abidin, Surakarta
23. Muti’ah Muyassaroh; Kelas 6, SD Muhammadiyah I, Banyuwangi
24. N. Anindito Goro Prasojo; Kelas 5, SD Panca Setya 1 Sintang, Kalimantan Barat.
25. Nabila Nurkhalishah Harris; Kelas 5 Asimo, SD Sekolahan Peradaban, Serang, Banten
26. Nanda Arsyinta M.H; Kelas 6B, SDIT Az-Zahra, Pamulang, Tangerang
27. Ni Made Widya Utami Dewi; Kelas 5, SDN 3 Kutuh, Badung, Bali
28. Novi Alin Handayani; Kelas 6, SDN 03 Ampenan, Mataram, NTB
29. Nyimas Nisya Nadhira; Kelas 5, SD Istiqamah, Cikutra, Bandung
30. Puspitasari Ardiningsih; Kelas 6, SD Strada Bhakti Utama, Jakarta
31. Putri Dwi Krisna Wati; Kelas 6, SDN Karangrejo I, Magetan
32. Rahmah Shiamiati; Kelas 6, SDN Kampung Utan I, Ciputat, Tangerang
33. Ratu Aulia Primadhika; Kelas 6, SDS YPWKS I, Cilegon, Banten
34. Shivia Insyiroh; Kelas 5, SDN Kertajati I, Majalengka
35. Thariq Ramadhan Alchandra Yasrial; Kelas 5A, SD Angkasa I, Lubuk Buaya, Padang
36. Tiara Monita Larasati; Kelas 6, SD Frater Bakti Luhur, Biringkanaya, Makassar


SUSUNAN ACARA KONFERENSI ANAK BOBO 2008 TENTANG GLOBAL WARMING
TEMA: LET’S BE THE GREENERS
JAKARTA, 26 – 30 OKTOBER 2008

Minggu, 26 Oktober 2008
• Kedatangan delegasi (36 anak SD dari berbagai daerah di Indonesia)
• Tempat menginap: Wisma PKK Pemda DKI ”Melati Jaya”, Jalan Kebagusan Raya No. 42, Pasarminggu, Jakarta Selatan.

Senin, 27 Oktober 2008
Tempat: Auditorium Wisma PKK Pemda DKI ”Melati Jaya”
Jl. Kebagusan Raya No. 42, Pasarminggu, Jakarta Selatan.

• 10.00 - 11.30 Rangkaian upacara pembukaan Konferensi Anak Bobo 2008.
• 13.00 - 16.00 Bincang ahli bersama narasumber Bpk. Sonny Keraf (Mantan
Menneg Lingkungan Hidup tentang ”Gaya Hidup Bersahabat
dengan Alam”.
• 19.00 – 21.00 Diskusi

Selasa, 28 Oktober 2008
Tempat: Vila Delima – Bantaran Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan
• 09.00 - 15.00 Belajar di alam. Delegasi berkunjung ke hutan di bantaran Kali
Pesanggrahan. Bincang dengan praktisi Lingkungan Hidup
Mang Idin dan Kelompok Tani Sangga Buana.
• 19.00 - 21.00 Diskusi.

Rabu, 29 Oktober 2008
Tempat: Ruang Pendidikan Wisma PKK Pemda DKI ”Melati Jaya”
Jl. Kebagusan Raya No. 42, Pasarminggu, Jakarta Selatan.
• 07.30 - 12.00 wib Diskusi kelompok.
• 13.00 - 14.30 wib Kegiatan kelompok.
• 15.30 - 17.00 wib Gladi kotor acara puncak.

Kamis, 30 Oktober 2008
Tempat: Ballroom Gedung Kompas Gramedia, Lantai 8
Jl. Panjang No. 8 A, Kebon Jeruk, Jakarta

• 08.00 - Gladi bersih.
• 09.00 - Registrasi undangan
• 09.30 - Upacara Puncak Konferensi Anak Bobo 2008 dimulai.
• 10.00 - Perkenalan anggota delegasi.
• 10.30 - Pembacaan Deklarasi Konferensi Anak Bobo 2008
• 10.52 - Dialog dengan Menneg Lingkungan Hidup
• 11.48 - Penyerahan bibit tanaman.
• 12.00 - Penutup.

Wednesday, October 15, 2008

Konferensi Anak Bobo 2008

Let's Be The Greeners

Pengumuman Delegasi Konferensi Anak BOBO 2008
Tentang Global Warming


1. Adzkia Husnul Abidat; Kelas 6A, SDIT Iqro, Bekasi
2. Aloysius Gonzaga Koptarico N.; Kelas 5, SDK Santa Maria, Magelang
3. Antonius Abhirama; Kelas 4, SD Marsudirini, Muntilan
4. Antrista Dio Prawira; Kelas 6B, SDK Yos Sudarso, Blitar
5. Arindra Mutiara Rulianti; Kelas 6, SDN Tembok Rejo II, Pasuruan
6. Astari Kelana Hanindyani; Kelas 5A, SD Waskito, Pamulang, Tangerang
7. Cakra Birawa Sudjono; Kelas 6 Ibnu Abbas, SD Muhammadiyah 7, Bandung
8. Chindy El Faulana; Kelas 6B, SDN 2 Bareng Lor, Klaten
9. Daniel Kawalo; Kelas 6, SD N Lodoyong I, Ambarawa
10. Denise Weldy Hellen Sahulata; Kelas 6, SD Kristen Kalam Kudus, Soya, Ambon
11. Dian Larasati; Kelas 6, SD Santo Vincentius, Jakarta
12. Edenise Kristauli Pane, Kelas 4, SD Plus BPK Penabur, Bogor
13. Fadhila Asyam Al Hammad; Kelas 5A, MI Kresna, Madiun
14. Fransisca Tiarasanti; Kelas 6, SD Kanisius Bonoharjo, Yogyakarta
15. Hanif Fauzan Abshari; Kelas 6C, SD Al Ma’some Full Day School, Sumedang
16. Humaira Hoseki Devi; Kelas 5, SD Negeri III Pengasih, Yogyakarta
17. Jemmima Alisha Jasmine; Kelas 6, SDN Sempur Kaler, Bogor
18. Johanna Jonathan; Kelas 6F, SD Marsudirini, Bekasi
19. Khalid Puti Geni; Kelas 6A, SDN 8 Sungailiat, Bangka
20. Laili Salsabila; Kelas 5, SD Islam Sabilillah, Malang
21. Martin Adrian; Kelas 4, SD Santa Angela, Bandung
22. Munadia Ima Syahida; Kelas 5 Khadijah, SDII Al Abidin, Surakarta
23. Muti’ah Muyassaroh; Kelas 6, SD Muhammadiyah I, Banyuwangi
24. N. Anindito Goro Prasojo; Kelas 5, SD Panca Setya 1 Sintang, Kalimantan Barat.
25. Nabila Nurkhalishah Harris; Kelas 5 Asimo, SD Sekolahan Peradaban, Serang, Banten
26. Nanda Arsyinta M.H; Kelas 6B, SDIT Az-Zahra, Pamulang, Tangerang
27. Ni Made Widya Utami Dewi; Kelas 5, SDN 3 Kutuh, Badung, Bali
28. Novi Alin Handayani; Kelas 6, SDN 03 Ampenan, Mataram, NTB
29. Nyimas Nisya Nadhira; Kelas 5, SD Istiqamah, Cikutra, Bandung
30. Puspitasari Ardiningsih; Kelas 6, SD Strada Bhakti Utama, Jakarta
31. Putri Dwi Krisna Wati; Kelas 6, SDN Karangrejo I, Magetan
32. Rahmah Shiamiati Kelas 6, SDN Kampung Utan I, Ciputat, Tangerang
33. Ratu Aulia Primadhika; Kelas 6, SDS YPWKS I, Cilegon, Banten
34. Shivia Insyiroh; Kelas 5, SDN Kertajati I, Majalengka
35. Thariq R. Alchandra Yasrial; Kelas 5A, SD Angkasa I Lanud, Lubuk Buaya, Padang
36. Tiara Monita Larasati; Kelas 6, SD Frater Bakti Luhur, Biringkanaya, Makassar


Selamat, ya...!
Sebagai hadiahnya, Bobo mengundang semua pemenang untuk mengikuti Konferensi Anak Bobo 2008 di Jakarta. Bagi teman-teman yang belum berhasil, tetap semangat, dong. Masih ada kesempatan lagi, tahun depan.

1. Pemenang akan dihubungi lewat surat dan atau telepon oleh Panitia Konferensi Anak Bobo 2008 dari Majalah Bobo.
2. Pemenang akan diundang ke Jakarta, menjadi Delegasi Konferensi Anak Bobo 2008, tanggal 26 sampai 30 Oktober 2008.
3. Delegasi TIDAK DIPUNGUT BIAYA.
4. Delegasi yang berasal dari luar Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, dan Tangerang, wajib didampingi 1 (satu) orang tua.
5. Apabila delegasi terpilih tidak dapat mengikuti konferensi, kepesertaannya tidak dapat diwakilkan dan dianggap batal.
6. Nama-nama delegasi dapat dilihat juga di www. konferensianak.com.

Untuk informasi dapat menghubungi panitia dengan Sdr. Adit, HP 081889 4446 atau 021980 49789. Atau redaksi BOBO, telepon: 021-5330150, 5330170 , pesawat 33201 sampai 33206, Fax. 021-5320627.

Friday, June 20, 2008

Pesan Moral


Anak mendapat contoh, betapa pentingnya menjadi seorang teman yang baik. Sebab, perlakuan kita pada teman kita, bisa mempengaruhi kehidupan teman kita itu.

Konya Konya Lonya
Tumbuh menjadi penyihir yang penuh dendam karena di masa kecilnya, ia selalu ditolak dan dihina teman-temannya.

Sianya Wanya Senya
Tumbuh menjadi anak yang ceria dan bahagia, sebab ia memiliki teman-teman yang baik.

Selamat menonton... ya...

Kisah di Balik Nama



Nama-nama tokoh dalam operet Konya Konya Lonya terdengar asing di telinga kita. Kata Vanda M Parengkuan, yang menulis cerita Konya Konya Lonya, nama-nama itu ada ceritanya.

BAOBAB

Dalam kisah ini ada sebatang pohon besar bernama Baobab. Nama Baobab diambil dari nama pohon yang tumbuh di Afrika dan Australia. Pohon ini tinggi besar seperti raksasa. Umurnya bisa sampai ribuan tahun. Oleh karena berumur panjang, Pohon Baobab menjadi saksi sejarah. Kalau pohon ini bisa bicara, wah… pasti dia punya banyak kisah tentang berbagai peristiwa!

KONYA KONYA LONYA

Nama tokoh utama operet ini diambil dari kata Jepang, yaitu kokoro atau kokolo. Hanya saja di setiap suku kata disisipkan kata nya. Arti kokoro adalah hati. Rupanya Konya Konya Lonya memang bermasalah dengan hatinya!

NIKO NIKO

Dalam bahasa Jepang, Niko Niko berarti senyum. Ternyata sahabat Konya Konya Lonya sejak kecil ini memang ramah, murah senyum, dan baik hati.

OTERO TERO

Nama si penyihir jahat Otero Tero, diambil dari nama boneka Tero Tero Boso. Di Jepang, biasanya orang menggantung boneka ini untuk menangkal hujan. Eh… adakah hubungan antara sihir Otero Tero dengan hujan?

SIANYA WANYA SENYA

Gadis kecil ini selalu ceria. Pantas dia punya banyak teman! Nama Sianya Wanya Senya diambil dari kata Siawase. Dalam bahasa Jepang, artinya bahagia. Sesuai dengan sifatnya, kan?

PROFESOR KURU KURU PA

Kuru Kuru Pa dalam bahasa Jepang berarti... gila! Eit, jangan takut dulu. Profesor Kuru-Kuru Pa tidak gila seperti namanya, kok. Cuma penampilannya saja yang eksentrik.

Siapa Bintangnya?


AGNI PRATISTHA
Pemenang Putri Indonesia tahun 2006 ini dipercaya memerankan tokoh Konya Konya Lonya dewasa. Konya Konya Lonya dewasa menjadi jahat karena hatinya diambil oleh Otero Tero.

MARIO LAWALATA
Dalam operet ini, Mario Lawalata akan memerankan tokoh Niko Niko dewasa. Niko Niko adalah sahabat Konya Konya Lonya sejak kecil.

CHA-CHA
Penyanyi cilik asal Bandung ini memerankan tokoh Sianya Wanya Senya. Sianya Wanya Senya adalah seorang anak desa Bukit Baobab yang sangat mencintai lingkungan.

TRIE UTAMI
Tahun lalu, Tri Utami terlibat dalam mencipta lagu Operet Bobo “Bobumba”. Kini9, selain membuat lagu-lagu operet, Tri Utami juga mendapat peran sebagai Otero Tero, si penyihir jahat. Bukan hanya kali ini Tri Utami menggarap lagu-lagu Operet Bobo. Dalam album operet Pika Pika Kuro yang dinyanyikan Nastasha, Tri Utami bahkan terpilih menjadi pencipta lagu anak-anak dan mendapat penghargaan AMI Award.

SUBARKAH
Seniman yang satu ini sudah jadi langganan Operet Bobo. Ia pernah main sebagai Paman Gembul, Jenderal Pulzor dalam Operet Bobo ”Penculikan Pangeran Pollux”, juga Dompi dalam Operet Bobo ”Bobumba”. Dalam operet ini Subarkah memerankan tokoh Profesor Kuru Kuru Pa, seorang profesor eksentrik yang memegang sebuah kunci pasel.