Tuesday, October 28, 2008

From The Jakarta Post

Children speak up on global warming

Anisa Basuki , The Jakarta Post , Jakarta | Tue, 10/28/2008 10:22 AM | City

Dozens of children from 14 provinces gathered in the capital to voice their thoughts on global warming issues.

The 36 children are joining a four-day conference starting Monday to understand more about environmental issues and to learn how they can reduce the effects of global warming.

Fourth to sixth graders will attend the Let's Be Greener workshop organized by the Jakarta-based children magazine Bobo. The workshop aims to increase the children's passion and awareness of environmental protection, Bobo editor Sigit Wahyu said.

"The purpose of the event is to encourage children to establish environmentally friendly lifestyles to reduce global warming," he told The Jakarta Post.

He said there were at least 1,500 applicants for this year's conference.
"We had to screen the applicants until we got the 36 participants with the best essays on environmental issues. We limited the participants this year because last year we accepted around 50 participants and the conference wasn't effective."

One of the participants, Tari, 9, who lives in Pamulang of Banten province, said she was concerned about the condition of her neighborhood's environment.

"The water around my neighborhood is murky. I joined a club run by the state power company PLN, the Junior Firefly Club. From the club I have learned how to make a water filter for my neighborhood," she said.

Meanwhile, 12-years-old Dian, a participant from Jakarta who lived in Japan for eight years, said that she felt sad about the conditions in Indonesia.

"People in Japan never threw their trash in public areas. The conditions are very different to Indonesia. Here we can see lots of trash in public spaces, such as rivers and streets. I hope by joining the conference I can ask everybody to keep our country free from garbage."

Thariq, 9, a participant from Padang, West Sumatra, said he felt the effects of global warming in his hometown. The temperature is increasing and the weather changes often, he said. He tries to reduce the greenhouse effect by planting castor trees, with seeds he received from Bobo, he added.

"I planted the castor seeds in my yard and it has grown twice my height. I gave my friends some seeds, so they could also plant them at their house," he said.

The participants will plant seedlings Tuesday along Pesanggrahan River in South Jakarta together with local farmer group Sangga Buana and its founder Chaeruddin, who has received many awards for his work protecting trees on riverbanks.

Environmentalist and former state environment minister Sonny Keraf is also involved in the conference as an expert source.

"We hope the children will come out with a declaration on what young people their age can do to save the earth," Sigit said, adding that the closing ceremony on Oct. 30 would be presided by environment minister Rachmat Witoelar.

Source:
http://www.thejakartapost.com/news/2008/10/28/children-speak-global-warming.html

Monday, October 27, 2008

Konferensi Anak Bobo 2008 Sudah Dibuka


Abis spik-spik, Pemimpin Redaksi BOBO, Mbak Koes Sabandiyah mukul gong tiga kali. Guuuuung... guuuuung... guuuuung. Resmi deh, Konfa dalam kurung Konferensi Anak dibuka. Kenapa harus mukul gong? Saya tanya sama Mas Tri (yang lagi nyuting) dan Mbak Pipit (yang pegang kurikulum Konfa). Keduanya kaget! Padahal saya cuma becanda. Jawabnya sih gampang. Soalnya Mbak Koes kan wong Jowo, dan Putri Sinuhun Raja Surakarta. Jadi ya pakai gong. Kalau beliau dari Bandung bisa jadi bukan mukul gong tapi pakai angklung.

Yah, begitu acara pembukaan Konfa 2008 yang sederhana tapi hebat! Ada 36 anak dari berbagai daerah di Indonesia terpilih jadi delegasi. Mereka ini terpilih dari serebu-maratus anak yang ngimpi-ngimpi pengen ikut. Tapi apa mau dikata, BOBO bisanya cuma ngundang 36 anak plus orangtuanya.

Uuh, orangtuanya semua pada bangga sama anaknya. Kecil-kecil sudah bisa membahagiakan orangtua dengan mengajaknya ke Jakarta.

Anak-anak ini semua "the greeners" alias orang yang gaya hidupnya bersahabat dengan alam. Ya, untuk bisa jadi delegasi, kan mereka harus bikin karya tulis yang berisi pengalaman jadi the greeners.

Abis makan siang sama-sama, saya ikut mendengarkan acara bincang-bincang delegasi dengan Pak Sonny Keraf, mantan Menteri Lingkungan Hidup. beliau saat ini adalah anggota DPR yang bertugas di Komisi 7. Entahlah, komisi ini membidangi apa, tapi saya yakin seyakin yakinnya komisi ini ada hubungannya dengan lingkungan.

Sebelum bincang-bincang, Pak Sonny memutar film bikinan Al Gore tentang Global Warming. Heee ilmiah banget.... tapi ternyata anak-anak bisa nangkep. Buktinya waktu sesi tanya jawab, mereka pada kritis bertanya.

Ada yang tanya begini. Pak, apakah Indonesia itu termasuk negeri yang sudah berwawasan lingkungan?
Jawaban Pak Sonny: Prakteknya belum. Di Kalimantan dan tempat-tempat lain di negeri kita masih terjadi kebakaran hutan, orang membakar sampah seenaknya, banyak industri membuang limbah seenaknya, kemacetan terjadi di manapmana mengakibatkan polusi, de el el.

Soal energi alternative, Pak Sonny menceritakan, pemerintah masih lamban untuk mencari energi alternative non fosil. Padahal, kata beliau, Indonesia memiliki banyak selat. Setiap selat memiliki arus laut yang kuat untuk menggerakkan turbin listrik. Tapi kenapa tidak dimanfaatkan?

Kalau anak-anak dapat pencerahan tentang gaya hidup bersahabat dengan alam dengan Pak Sonny, orangtua dapat pencerahan dari Profesor Cho dari Cifor. Aah, ternyata orangtua delegasi ini juga sangaaaaat peduli dengan alam lo.

Foto: Ricky Martin/BOBO dari www.konferensianak.com

Konferensi Anak Bobo 2008, Press Release Pembukaan

Press Release Pembukaan
KONFERENSI ANAK BOBO 2008 TENTANG GLOBAL WARMING
TEMA: LET’S BE THE GREENERS

Senin, 27 Oktober 2008, Pukul 09:00 – 13:00 WIB
Auditorium Wisma PKK Pemda DKI Jaya “Melati Jaya”
Jl. Kebagusan Raya 42, Jakarta Selatan


ANAK-ANAK INGIN TERLIBAT MENGATASI GLOBAL WARMING


Udara di sekitar kita makin gerah, es di kutub mencair, permukaan air laut naik, terjadi perubahan iklim yang mengakibatkan bencana alam. Itulah beberapa hal yang ditangkap anak-anak tentang dampak global warming yang dituangkannya dalam karya tulis untuk mengikuti seleksi pemilihan delegasi Konferensi Anak Bobo 2008 tentang Global Warming yang mengangkat tema ”Let’s Be The Greeners”.
Untuk ikut mengurangi global warming ini, anak-anak pun telah melakukan gaya hidup hijau dengan banyak menanam pohon, menghemat listrik, mengurangi pemakaian kantong plastik, dan lainnya.
Lebih dari 1500 anak SD dari berbagai daerah di Indonesia mencoba mengikuti seleksi ini untuk memenangkan ”tiket” menjadi delegasi Konferensi Anak Bobo 2008 tentang Global Warming yang diadakan di Jakarta, 26 – 30 Oktober 2008.


Konferensi Anak Tingkat Nasional

Konferensi Anak Bobo 2008 tentang Global Warming hari ini (Senin, 27 Oktober 2008) dimulai. Rangkaian upacara pembukaan dilaksanakan di Auditorium Wisma PKK Pemda DKI ”Melati Jaya” di Jalan Kebagusan Raya, Jakarta Selatan, dimulai pukul 09.00 sampai selesai.
Konferensi ini diikuti 36 anak SD dari berbagai daerah di Indonesia. Yaitu, dari Padang, Bangka, Kalimantan Barat, Banten, Makassar, Ambon, Bali, Mataram, Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Tangerang.
Mereka terpilih melalui seleksi yang sangat ketat melalui lomba karya tulis tentang global warming yang dikirim ke Majalah Bobo. Karya tulis tersebut harus berisi pengalaman pribadi dalam ikut mengatasi global warming.

Belajar dan Diskusi untuk Menyusun Deklarasi

Dalam konferensi ini, para delegasi akan mengikuti berbagai kegiatan yang berkaitan dengan gaya hidup hijau dalam upaya mengatasi global warming.
Untuk menambah wawasan, mereka akan belajar tentang gaya hidup hijau bersama Bapak Sonny Keraf, mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Mereka juga akan belajar di alam bersama pelestari lingkungan, Mang Idin dan Kelompok Tani Sangga Buana, serta melakukan diskusi-diskusi kelompok.
Dari hasil pengamatan dan diskusi-diskusi ini, delegasi akan menyusun sebuah deklarasi yang berisi tentang pemahaman anak-anak terhadap global warming, serta cara-cara mengatasi global warming yang dapat dilakukan oleh anak-anak dan masyarakat pada umumnya.
Deklarasi tersebut akan dibacakan pada acara puncak yang akan diadakan pada tanggal 30 Oktober 2008, di Ballroom Gedung Kompas Gramedia Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta. Selanjutnya, deklarasi akan diserahkan langsung kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, Bapak Rahmat Witoelar.


Kegiatan Tahunan Majalah Bobo

Konferensi Anak Bobo 2008 tentang Global Warming merupakan Konferensi Anak Bobo ke-8 yang digelar oleh Majalah Bobo bekerjasama dengan Sari Husada.
Konferensi Anak berskala nasional ini memang diadakan secara rutin dan sudah menjadi agenda tahunan Majalah Bobo sejak tahun 2001.

Konferensi Anak ke-1, Oktober 2001, tema “Lingkungan Hidup”.
Konferensi Anak ke-2, November 2002, tema “Hidup Sehat”.
Konferensi Anak ke-3, Oktober 2003, tema “Berteman dalam Keragaman”.
Konferensi Anak ke-4, November 2004, tema “Andai Aku Jadi Presiden”.
Konferensi Anak ke-5, November 2005, tema “Hemat Energi”.
Konferensi Anak ke-6, November 2006, tema “Peduli Bencana”.
Konferensi Anak ke-7, November 2007, tema “Stop Bullying”.
Konferensi Anak ke-8, Oktober 2008, tema “Let’s Be The Greeners”




Menyiapkan Generasi yang Peduli

Ide awal Majalah Bobo mengadakan kegiatan konferensi anak adalah menyediakan sarana diskusi bagi anak-anak dalam rangka menyiapkan anak-anak smart generation. Anak-anak smart generation adalah calon-calon pemimpin bangsa yang cerdas, cinta kepada negerinya, peduli kepada bangsanya, dan cepat tanggap terhadap masalah-masalah global.
Melalui konferensi, Majalah Bobo memberikan wadah kepada anak-anak untuk peka terhadap persoalan yang ada di sekitarnya, berlatih merumuskan permasalahannya, dan berlatih mencarikan solusinya.

Let’s Be The Greeners

Let’s Be The Greeners adalah istilah baru yang dicetuskan Majalah Bobo dalam rangka kampanye gaya hidup bersahabat dengan alam. Tema ”Let’s Be The Greeners” dipilih untuk tema konferensi tahun ini, mengingat dunia sedang menghadapi dampak global warming yang mengancam kelestarian Planet Bumi kita.
Dengan tema Let’s Be The Greeners ini, Majalah Bobo dan Sari Husada ingin memelopori kampanye gaya hidup hijau sejak dini dimulai dari anak-anak.
Dengan konferensi ini, diharapkan anak-anak sebagai generasi yang akan mengurus Bumi ini selanjutnya tahu cara-cara mengurangi global warming dengan melakukan gaya hidup bersahabat dengan alam.
Deklarasi yang akan dihasilkan konferensi anak kali ini diharapkan dapat menjadi panduan nyata bagi anak-anak, juga masyarakat pada umumnya untuk ikut berperan aktif dalam usaha menyelamatkan Planet Bumi dari global warming.

Sekian.


Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi
Sigit Wahyu, HP o811 849646
Email: sigitwahyu@gramedia-majalah.com
Website: www.konferensianak.com


Nama-Nama Delegasi Konferensi Anak 2008 Tentang Global Warming
TEMA: LET’S BE THE GREENERS

1. Adzkia Husnul Abidat; Kelas 6A, SDIT Iqro, Bekasi
2. Aloysius Gonzaga Koptarico N.; Kelas 5, SDK Santa Maria, Magelang
3. Antonius Abhirama; Kelas 4, SD Marsudirini, Muntilan
4. Antrista Dio Prawira; Kelas 6B, SDK Yos Sudarso, Blitar
5. Arindra Mutiara Rulianti; Kelas 6, SDN Tembok Rejo II, Pasuruan
6. Astari Kelana Hanindyani; Kelas 5A, SD Waskito, Pamulang, Tangerang
7. Cakra Birawa Sudjono; Kelas 6 Ibnu Abbas, SD Muhammadiyah 7, Bandung
8. Chindy El Faulana; Kelas 6B, SDN 2 Bareng Lor, Klaten
9. Daniel Kawalo; Kelas 6, SD N Lodoyong I, Ambarawa
10. Denise Weldy Hellen Sahulata; Kelas 6, SD Kristen Kalam Kudus, Soya, Ambon
11. Dian Larasati; Kelas 6, SD Santo Vincentius, Jakarta
12. Edenise Kristauli Pane, Kelas 4, SD Plus BPK Penabur, Bogor
13. Fadhila Asyam Al Hammad; Kelas 5A, MI Kresna, Madiun
14. Fransisca Tiarasanti; Kelas 6, SD Kanisius Bonoharjo, Yogyakarta
15. Hanif Fauzan Abshari; Kelas 6C, SD Al Ma’some Full Day School, Sumedang
16. Humaira Hoseki Devi; Kelas 5, SD Negeri III Pengasih, Yogyakarta
17. Jemmima Alisha Jasmine; Kelas 6, SDN Sempur Kaler, Bogor
18. Johanna Jonathan; Kelas 6F, SD Marsudirini, Bekasi
19. Khalid Puti Geni; Kelas 6A, SDN 8 Sungailiat, Bangka
20. Laili Salsabila; Kelas 5, SD Islam Sabilillah, Malang
21. Martin Adrian; Kelas 4, SD Santa Angela, Bandung
22. Munadia Ima Syahida; Kelas 5 Khadijah, SDII Al Abidin, Surakarta
23. Muti’ah Muyassaroh; Kelas 6, SD Muhammadiyah I, Banyuwangi
24. N. Anindito Goro Prasojo; Kelas 5, SD Panca Setya 1 Sintang, Kalimantan Barat.
25. Nabila Nurkhalishah Harris; Kelas 5 Asimo, SD Sekolahan Peradaban, Serang, Banten
26. Nanda Arsyinta M.H; Kelas 6B, SDIT Az-Zahra, Pamulang, Tangerang
27. Ni Made Widya Utami Dewi; Kelas 5, SDN 3 Kutuh, Badung, Bali
28. Novi Alin Handayani; Kelas 6, SDN 03 Ampenan, Mataram, NTB
29. Nyimas Nisya Nadhira; Kelas 5, SD Istiqamah, Cikutra, Bandung
30. Puspitasari Ardiningsih; Kelas 6, SD Strada Bhakti Utama, Jakarta
31. Putri Dwi Krisna Wati; Kelas 6, SDN Karangrejo I, Magetan
32. Rahmah Shiamiati; Kelas 6, SDN Kampung Utan I, Ciputat, Tangerang
33. Ratu Aulia Primadhika; Kelas 6, SDS YPWKS I, Cilegon, Banten
34. Shivia Insyiroh; Kelas 5, SDN Kertajati I, Majalengka
35. Thariq Ramadhan Alchandra Yasrial; Kelas 5A, SD Angkasa I, Lubuk Buaya, Padang
36. Tiara Monita Larasati; Kelas 6, SD Frater Bakti Luhur, Biringkanaya, Makassar


SUSUNAN ACARA KONFERENSI ANAK BOBO 2008 TENTANG GLOBAL WARMING
TEMA: LET’S BE THE GREENERS
JAKARTA, 26 – 30 OKTOBER 2008

Minggu, 26 Oktober 2008
• Kedatangan delegasi (36 anak SD dari berbagai daerah di Indonesia)
• Tempat menginap: Wisma PKK Pemda DKI ”Melati Jaya”, Jalan Kebagusan Raya No. 42, Pasarminggu, Jakarta Selatan.

Senin, 27 Oktober 2008
Tempat: Auditorium Wisma PKK Pemda DKI ”Melati Jaya”
Jl. Kebagusan Raya No. 42, Pasarminggu, Jakarta Selatan.

• 10.00 - 11.30 Rangkaian upacara pembukaan Konferensi Anak Bobo 2008.
• 13.00 - 16.00 Bincang ahli bersama narasumber Bpk. Sonny Keraf (Mantan
Menneg Lingkungan Hidup tentang ”Gaya Hidup Bersahabat
dengan Alam”.
• 19.00 – 21.00 Diskusi

Selasa, 28 Oktober 2008
Tempat: Vila Delima – Bantaran Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan
• 09.00 - 15.00 Belajar di alam. Delegasi berkunjung ke hutan di bantaran Kali
Pesanggrahan. Bincang dengan praktisi Lingkungan Hidup
Mang Idin dan Kelompok Tani Sangga Buana.
• 19.00 - 21.00 Diskusi.

Rabu, 29 Oktober 2008
Tempat: Ruang Pendidikan Wisma PKK Pemda DKI ”Melati Jaya”
Jl. Kebagusan Raya No. 42, Pasarminggu, Jakarta Selatan.
• 07.30 - 12.00 wib Diskusi kelompok.
• 13.00 - 14.30 wib Kegiatan kelompok.
• 15.30 - 17.00 wib Gladi kotor acara puncak.

Kamis, 30 Oktober 2008
Tempat: Ballroom Gedung Kompas Gramedia, Lantai 8
Jl. Panjang No. 8 A, Kebon Jeruk, Jakarta

• 08.00 - Gladi bersih.
• 09.00 - Registrasi undangan
• 09.30 - Upacara Puncak Konferensi Anak Bobo 2008 dimulai.
• 10.00 - Perkenalan anggota delegasi.
• 10.30 - Pembacaan Deklarasi Konferensi Anak Bobo 2008
• 10.52 - Dialog dengan Menneg Lingkungan Hidup
• 11.48 - Penyerahan bibit tanaman.
• 12.00 - Penutup.

Wednesday, October 15, 2008

Konferensi Anak Bobo 2008

Let's Be The Greeners

Pengumuman Delegasi Konferensi Anak BOBO 2008
Tentang Global Warming


1. Adzkia Husnul Abidat; Kelas 6A, SDIT Iqro, Bekasi
2. Aloysius Gonzaga Koptarico N.; Kelas 5, SDK Santa Maria, Magelang
3. Antonius Abhirama; Kelas 4, SD Marsudirini, Muntilan
4. Antrista Dio Prawira; Kelas 6B, SDK Yos Sudarso, Blitar
5. Arindra Mutiara Rulianti; Kelas 6, SDN Tembok Rejo II, Pasuruan
6. Astari Kelana Hanindyani; Kelas 5A, SD Waskito, Pamulang, Tangerang
7. Cakra Birawa Sudjono; Kelas 6 Ibnu Abbas, SD Muhammadiyah 7, Bandung
8. Chindy El Faulana; Kelas 6B, SDN 2 Bareng Lor, Klaten
9. Daniel Kawalo; Kelas 6, SD N Lodoyong I, Ambarawa
10. Denise Weldy Hellen Sahulata; Kelas 6, SD Kristen Kalam Kudus, Soya, Ambon
11. Dian Larasati; Kelas 6, SD Santo Vincentius, Jakarta
12. Edenise Kristauli Pane, Kelas 4, SD Plus BPK Penabur, Bogor
13. Fadhila Asyam Al Hammad; Kelas 5A, MI Kresna, Madiun
14. Fransisca Tiarasanti; Kelas 6, SD Kanisius Bonoharjo, Yogyakarta
15. Hanif Fauzan Abshari; Kelas 6C, SD Al Ma’some Full Day School, Sumedang
16. Humaira Hoseki Devi; Kelas 5, SD Negeri III Pengasih, Yogyakarta
17. Jemmima Alisha Jasmine; Kelas 6, SDN Sempur Kaler, Bogor
18. Johanna Jonathan; Kelas 6F, SD Marsudirini, Bekasi
19. Khalid Puti Geni; Kelas 6A, SDN 8 Sungailiat, Bangka
20. Laili Salsabila; Kelas 5, SD Islam Sabilillah, Malang
21. Martin Adrian; Kelas 4, SD Santa Angela, Bandung
22. Munadia Ima Syahida; Kelas 5 Khadijah, SDII Al Abidin, Surakarta
23. Muti’ah Muyassaroh; Kelas 6, SD Muhammadiyah I, Banyuwangi
24. N. Anindito Goro Prasojo; Kelas 5, SD Panca Setya 1 Sintang, Kalimantan Barat.
25. Nabila Nurkhalishah Harris; Kelas 5 Asimo, SD Sekolahan Peradaban, Serang, Banten
26. Nanda Arsyinta M.H; Kelas 6B, SDIT Az-Zahra, Pamulang, Tangerang
27. Ni Made Widya Utami Dewi; Kelas 5, SDN 3 Kutuh, Badung, Bali
28. Novi Alin Handayani; Kelas 6, SDN 03 Ampenan, Mataram, NTB
29. Nyimas Nisya Nadhira; Kelas 5, SD Istiqamah, Cikutra, Bandung
30. Puspitasari Ardiningsih; Kelas 6, SD Strada Bhakti Utama, Jakarta
31. Putri Dwi Krisna Wati; Kelas 6, SDN Karangrejo I, Magetan
32. Rahmah Shiamiati Kelas 6, SDN Kampung Utan I, Ciputat, Tangerang
33. Ratu Aulia Primadhika; Kelas 6, SDS YPWKS I, Cilegon, Banten
34. Shivia Insyiroh; Kelas 5, SDN Kertajati I, Majalengka
35. Thariq R. Alchandra Yasrial; Kelas 5A, SD Angkasa I Lanud, Lubuk Buaya, Padang
36. Tiara Monita Larasati; Kelas 6, SD Frater Bakti Luhur, Biringkanaya, Makassar


Selamat, ya...!
Sebagai hadiahnya, Bobo mengundang semua pemenang untuk mengikuti Konferensi Anak Bobo 2008 di Jakarta. Bagi teman-teman yang belum berhasil, tetap semangat, dong. Masih ada kesempatan lagi, tahun depan.

1. Pemenang akan dihubungi lewat surat dan atau telepon oleh Panitia Konferensi Anak Bobo 2008 dari Majalah Bobo.
2. Pemenang akan diundang ke Jakarta, menjadi Delegasi Konferensi Anak Bobo 2008, tanggal 26 sampai 30 Oktober 2008.
3. Delegasi TIDAK DIPUNGUT BIAYA.
4. Delegasi yang berasal dari luar Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, dan Tangerang, wajib didampingi 1 (satu) orang tua.
5. Apabila delegasi terpilih tidak dapat mengikuti konferensi, kepesertaannya tidak dapat diwakilkan dan dianggap batal.
6. Nama-nama delegasi dapat dilihat juga di www. konferensianak.com.

Untuk informasi dapat menghubungi panitia dengan Sdr. Adit, HP 081889 4446 atau 021980 49789. Atau redaksi BOBO, telepon: 021-5330150, 5330170 , pesawat 33201 sampai 33206, Fax. 021-5320627.

Friday, June 20, 2008

Pesan Moral


Anak mendapat contoh, betapa pentingnya menjadi seorang teman yang baik. Sebab, perlakuan kita pada teman kita, bisa mempengaruhi kehidupan teman kita itu.

Konya Konya Lonya
Tumbuh menjadi penyihir yang penuh dendam karena di masa kecilnya, ia selalu ditolak dan dihina teman-temannya.

Sianya Wanya Senya
Tumbuh menjadi anak yang ceria dan bahagia, sebab ia memiliki teman-teman yang baik.

Selamat menonton... ya...

Kisah di Balik Nama



Nama-nama tokoh dalam operet Konya Konya Lonya terdengar asing di telinga kita. Kata Vanda M Parengkuan, yang menulis cerita Konya Konya Lonya, nama-nama itu ada ceritanya.

BAOBAB

Dalam kisah ini ada sebatang pohon besar bernama Baobab. Nama Baobab diambil dari nama pohon yang tumbuh di Afrika dan Australia. Pohon ini tinggi besar seperti raksasa. Umurnya bisa sampai ribuan tahun. Oleh karena berumur panjang, Pohon Baobab menjadi saksi sejarah. Kalau pohon ini bisa bicara, wah… pasti dia punya banyak kisah tentang berbagai peristiwa!

KONYA KONYA LONYA

Nama tokoh utama operet ini diambil dari kata Jepang, yaitu kokoro atau kokolo. Hanya saja di setiap suku kata disisipkan kata nya. Arti kokoro adalah hati. Rupanya Konya Konya Lonya memang bermasalah dengan hatinya!

NIKO NIKO

Dalam bahasa Jepang, Niko Niko berarti senyum. Ternyata sahabat Konya Konya Lonya sejak kecil ini memang ramah, murah senyum, dan baik hati.

OTERO TERO

Nama si penyihir jahat Otero Tero, diambil dari nama boneka Tero Tero Boso. Di Jepang, biasanya orang menggantung boneka ini untuk menangkal hujan. Eh… adakah hubungan antara sihir Otero Tero dengan hujan?

SIANYA WANYA SENYA

Gadis kecil ini selalu ceria. Pantas dia punya banyak teman! Nama Sianya Wanya Senya diambil dari kata Siawase. Dalam bahasa Jepang, artinya bahagia. Sesuai dengan sifatnya, kan?

PROFESOR KURU KURU PA

Kuru Kuru Pa dalam bahasa Jepang berarti... gila! Eit, jangan takut dulu. Profesor Kuru-Kuru Pa tidak gila seperti namanya, kok. Cuma penampilannya saja yang eksentrik.

Siapa Bintangnya?


AGNI PRATISTHA
Pemenang Putri Indonesia tahun 2006 ini dipercaya memerankan tokoh Konya Konya Lonya dewasa. Konya Konya Lonya dewasa menjadi jahat karena hatinya diambil oleh Otero Tero.

MARIO LAWALATA
Dalam operet ini, Mario Lawalata akan memerankan tokoh Niko Niko dewasa. Niko Niko adalah sahabat Konya Konya Lonya sejak kecil.

CHA-CHA
Penyanyi cilik asal Bandung ini memerankan tokoh Sianya Wanya Senya. Sianya Wanya Senya adalah seorang anak desa Bukit Baobab yang sangat mencintai lingkungan.

TRIE UTAMI
Tahun lalu, Tri Utami terlibat dalam mencipta lagu Operet Bobo “Bobumba”. Kini9, selain membuat lagu-lagu operet, Tri Utami juga mendapat peran sebagai Otero Tero, si penyihir jahat. Bukan hanya kali ini Tri Utami menggarap lagu-lagu Operet Bobo. Dalam album operet Pika Pika Kuro yang dinyanyikan Nastasha, Tri Utami bahkan terpilih menjadi pencipta lagu anak-anak dan mendapat penghargaan AMI Award.

SUBARKAH
Seniman yang satu ini sudah jadi langganan Operet Bobo. Ia pernah main sebagai Paman Gembul, Jenderal Pulzor dalam Operet Bobo ”Penculikan Pangeran Pollux”, juga Dompi dalam Operet Bobo ”Bobumba”. Dalam operet ini Subarkah memerankan tokoh Profesor Kuru Kuru Pa, seorang profesor eksentrik yang memegang sebuah kunci pasel.

Tentang Operet Bobo



Operet Bobo!
Siapa tak kenal dengan pertunjukan ini? Para orangtua, terlebih anak-anak, sangat paham dengan tokoh-tokoh yang muncul di operet ini. Sebut saja misalnya, kurcaci kecil si Oki yang lincah. Nirmala, peri kecil yang memiliki tongkat ajaib. Juga tokoh-tokoh Keluarga Bobo yang sudah sangat akrab dengan dunia imajinasi mereka! Bobo, Coreng, Upik, dan Paman Gembul.
Setiap tokoh ini muncul di panggung, semua penonton anak-anak terpana. Lambaian tangan dan sapaan hangatnya, membuat anak-anak bersorak gembira.
Operet Bobo!
Tak bisa dipungkiri, operet ini telah menjadi magnet yang sangat besar bagi anak-anak. Di sanalah anak menikmati dunia khayal mereka yang menjelma jadi nyata. Tokoh-tokoh cerita yang selama ini hanya hidup di dunia khayal, kini bisa dilihat dalam bentuk nyata dalam bentuk pementasan drama musikal yang dikemas kolosal, meriah, dengan tata panggung yang spektakuler.
Kunci kesuksesan Operet Bobo yang selalu memikat hati penonton, tak lepas dari peran orang-orang di balik layar, yang tahu betul kebutuhan anak. Anak-anak di mana pun secara universal menyukai dongeng atau cerita. Akan tetapi, dongeng yang biasa-biasa tidaklah cukup. Oleh sebab itu, setiap kali mengadakan pementasan, Operet Bobo selalu mengangkat kisah baru.
Kisah baru berupa cerita dongeng, memang lebih fleksibel untuk dimainkan tokoh-tokoh maupun plotnya. Tak heran Operet Bobo tidak pernah mengangkat cerita rakyat, meskipun cerita rakyat menjadi kekayaan khasanah sastra Nusantara.
Perjalanan Operet Bobo yang kini telah menjadi kegiatan showbiz Kompas Gramedia ini dimulai sejak tahun 1986. Ketika itu, kegiatan pementasan operet masih menjadi bagian kegiatan Sanggar Bobo yang waktu itu membuka kelas teater.
Pementasan waktu itu dimaksudkan sebagai ajang apresiasi anak-anak kelas teater untuk menunjukkan kebolehannya bermain di atas pentas. Sekaligus sebagai upaya membawa keluarga Indonesia untuk mulai mencintai kesenian panggung yang cepat atau lambat akan tergerus oleh maraknya kesenian layar kaca yang dihadirkan televisi.
Pentas pertama di Bentara Budaya Jakarta, pada Oktober 1986 dengan mengangkat kisah Murni Sahabat Satwa. Kisah ini dipentaskan kembali pada Januari 1987 di Erasmus Huis dan di Gedung Kesenian Jakarta di tahun 1997.
Tahun 1987 Operet Bobo kembali hadir di Bentara Budaya Jakarta dengan mengangkat kisah Mawar dan Melati. Selanjutnya pada Januari 1987, Operet Bobo tampil di Erasmus Huis dengan kisah Hantu K3.
Pergelaran tersebut sukses, sehingga diikutsertakan dalam Festival Drama Anak se-DKI di tahun 1988 dan berhasil mendapatkan penghargaan. Di tahun yang sama, Operet Bobo kembali memetik sukses ketika menggelar kisah Planet Komersia, bertempat di Bali Sidang Jakarta.
Tahun 1990, pada bulan September, Operet Bobo kembali mengulang sukses dengan menyajikan pertunjukan di Balai Sidang Jakarta dengan mengangkat cerita Penyerbuan Ke Planet Elekton. Sukses di Jakarta, cerita ini lantas diboyong ke Surabaya pada bulan berikutnya.
Operet Bobo ternyata mendapat sambutan hangat luar biasa. Surat dari anak-anak yang masuk ke Majalah Bobo menginginkan operet tersebut bisa disiarkan TVRI agar bisa ditonton oleh anak-anak di seluruh Nusantara. Atas permintaan penggemar agar Operet Bobo bisa ditayangkan di TVRI, maka tahun 1991, Majalah Bobo bekerja sama dengan TVRI, memproduksi film serial Penyerbuan ke Planet Elekton.
Dalam kurun tahun 1990-an, Operet Bobo absen dalam pementasan. Ini dikarenakan manajemen Gramedia Majalah sedang memfokuskan diri pada pengembangan media-media baru. Berbarengan dengan itu, mulai muncul televisi-televisi swasta baru yang gencar melancarkan jurus baru. Antara lain, dengan menghadirkan serial televisi, seperti Doraemon, Ksatria Baja Hitam, Power Rangers, dan lainnya. Praktis pada tahun 1990-an pertunjukan panggung pun diisi dengan pementasan tokoh-tokoh televisi, seperti Ksatria Baja Hitam dan Power Rangers secara live.
Setelah cukup lama absen, Operet Bobo kembali tampil dengan kisah Misteri Naga Ungu di Teater Tanah Airku, TMII, dari tanggal 8 – 17 Maret 2002. Pertunjukan kali ini benar-benar luar biasa karena Operet Bobo tampil dalam 18 kali pertunjukan. Merchandise Naga Ungu berupa buku cerita, kaos, boneka, dan stiker pun terjual ludes. Dari penjulan tiket dan penjualan merchandise, operet ini telah menangguk keuntungan yang tidak sedikit. Wajar kalau Operet Bobo lantas menjelma menjadi Showbiz yang fokus pada dunia anak-anak dan keluarga.
Kesuksesan Operet Bobo yang selalu berhasil dalam menggaet penonton membuat Indofood tertarik untuk mensponsori operet ini. Tanggal 2 dan 3 Agustus 2003, Operet Bobo tampil di Plenary, Jakarta Convention Center dengan mengangkat cerita Rahasia Pika Pika Kuro. Sukses di Jakarta, operet Pika Pika Kuro diboyong ke Surabaya, pentas tanggal 15 Februari 2004 di GOR Kertajaya, Surabaya.
Dua tahun berikutnya, tepatnya tanggal 2 dan 3 Juli 2005, dengan disponsori oleh Nestle Dancow, Operet Bobo pentas di Plenary, Jakarta Convention center dengan mengangkat cerita Penculikan Pangeran Pollux. Operet yang mengangkat tema outerspace ini kembali mendulang sukses.
Tahun 2007, Majalah Bobo kembali menggandeng Nestle Dancow mempersembahkan Operet Bobo dengan judul Bobumba. Bobumba adalah gurita raksasa penjaga laut. Operet ini dipentaskan tanggal 30 Juni dan 1 Juli 2005 di Plenary, Jakarta Convention Center. Lewat cerita Bobumba anak diajak untuk menjaga lingkungan, mengenal perbedaan baik dan buruk, juga mengentalkan persahabatan. Bobumba tidak hanya sukses. Karakter Bobumba juga mendapat anugerah piagam dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai ”Boneka Gurita Terbesar”. Bahkan, menurut Pak Djaja Suprana, Operet Bobo pantas disebut sebagai ”Pergelaran Anak Terbesar”.
Meskipun pada waktu bersamaan ada banyak pertunjukan anak-anak yang mengusung karakter film, semoga pementasan Operet Bobo Konya Konya Lonya masih tetap menjadi pertunjukan anak-anak terbesar di tahun ini.
Salam Bobo!

Siaran Pers Operet Bobo Konya Konya Lonya


Majalah Bobo dan Nestlé DANCOW
Mempersembahkan

Operet Bobo
Konya Konya Lonya

Sabtu dan Minggu, 28 – 29 Juni 2008

Plennary Hall
Jakarta Convention Center
JAKARTA

KONFERENSI PERS OPERET BOBO 2008
KONYA KONYA LONYA
Sabtu, 14 Juni 2005, Jam 12.30 – 15.00 WIB
SOHO MUSIC & CAFÉ
CITOS, JAKARTA SELATAN


SIARAN PERS
Untuk memberikan alternatif kegiatan yang positif kepada anak-anak dalam mengisi liburan, Majalah Bobo dan Nestlé DANCOW kembali mempersembahkan pertunjukan spektakuler Operet Bobo dengan judul Konya Konya Lonya.
Operet tersebut akan dipentaskan pada hari Sabtu dan Minggu, 28 dan 29 Juni 2008, di Plennary Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta.
Setiap hari akan ada 2 pertunjukan. Pertunjukan pertama, jam 14.00 wib, dan pertunjukan kedua, jam 17.00 wib.
Mengingat kesuksesan Operet Bobo di tahun-tahun sebelumnya, diharapkan operet Konya Konya Lonya kali ini juga dapat sukses dan mendapat sambutan hangat.

Hiburan Edukatif
Nestlé DANCOW sebagai sponsor utama, sangat mendukung pertunjukan anak-anak yang bersifat mendidik sekaligus menghibur, karena cara terbaik bagi anak-anak untuk belajar adalah melalui cara atau media yang menyenangkan. Mengisi liburan sekolah dengan hal-hal yang positif, salah satunya dengan menyaksikan pertunjukan Operet Bobo, merupakan suatu kegiatan yang sangat didukung oleh Nestle DANCOW, karena dengan menyaksikan Operet BOBO anak diajak untuk mengasah imajinasi mereka, mengembangkan daya kreativitas mereka sejak dini, ditambah lagi mereka bisa memetik nilai-nilai moral positif dari alur cerita yang ditawarkan.
Anak merupakan tumpuan masa depan keluarga dan bangsa, karena itu Nestle DANCOW akan selalu mendampingi dan menjadi mitra setia orangtua untuk memberikan yang terbaik dalam tumbuh kembang anak dengan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri setiap anak. Nestlé DANCOW peduli kepada pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis anak, karena kondisi fisik dan psikologis yang baik akan mendukung anak dalam menyongsong hari depan dan cita-citanya.
Nestlé DANCOW adalah salah satu produk Nestlé Indonesia, anak perusahaan Nestlé S.A., produsen makanan dan minuman terkemuka di dunia yang berpusat di Vevey, Swiss.
Moto Nestlé: “Good Food, Good Life”, menggambarkan komitmen Nestlé untuk memanfaatkan kemajuan iptek dan ketenaran merek-merek produknya dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia: makanan bermutu yang aman, berkualitas, bergizi dan menyenangkan untuk dikonsumsi, demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan berkualitas.

Ringkasan Cerita
Konya Konya Lonya adalah anak yang sederhana. Ia ingin sekali bermain di rumah pohon dengan anak-anak di desa itu. Namun, anak-anak itu sangat sombong. Mereka malah menghina Konya Konya Lonya. Hanya ada satu anak desa yang baik padanya, yaitu Niko Niko.
Suatu hari, penyihir Otero Tero datang mengacaukan permainan mereka. Di luar dugaan, penyihir jahat ini sangat ramah pada Konya Konya Lonya. Ia bahkan ingin menjadikan Konya Konya Lonya sebagai muridnya.
Ia ingin mengajari Konya Konya Lonya menjadi penyihir hebat. Untuk itu, Otero Tero mengajukan satu syarat. Konya Konya Lonya tidak boleh lagi menggunakan hatinya. Konya Konya Lonya bersedia. Sebab, ia ingin membalas dendam kepada teman-temannya yang sombong tadi.
Dengan kekuatan ajibnya, Otero Tero mengambil hati Konya Konya Lonya. Ia lalu menyimpannya di Gua Batu. Gua itu dikunci dengan tiga potong kunci berbentuk air, hati, dan daun. Ketiga kunci itu disimpan di tiga tempat yang berbeda.
Dua puluh tahun telah berlalu. Konya Konya Lonya telah menjadi penyihir jahat. Ia kembali ke desa Bukit Baobab dan menyihir bukit itu menjadi kering kerontang.
Sianya Wanya Senya, seorang anak perempuan yang mencintai lingkungan, bertekad mencari tiga potong kunci Gua Batu itu. Ia ingin mengembalikan hati Konya Konya Lonya. Kalau sudah punya hati, siapa tahu Konya Konya Lonya mau menyihir kembali Bukit Baobab menjadi hijau lagi.
Bobo dan Niko Niko, menolong Sianya Wanya Senya dalam petualangan mencari tiga potong kunci gua. Mereka bertemu dengan Profesor Kuru Kuru Pa, yang memegang potongan kunci pertama. Mereka juga bertemu Oki dan Nirmala dan bersama-sama berusaha merebut potongan kunci kedua dari tangan Pipiyot.
Di akhir cerita, Bobo bertempur dengan Konya Konya Lonya untuk mendapatkan potongan kunci ketiga.

Keluarga Bobo
Dalam setiap pementasan, Operet Bobo selalu mendapat sambutan hangat. Para orang tua merasa lega karena menemukan hiburan panggung yang edukatif buat putra-putri mereka. Para penonton cilik pun menyambutnya dengan gembira dan antusias.
”Operet Bobo sarat dengan pesan moral. Sampai ke dialognya-pun benar-benar disesuaikan dengan dunia anak. Ini sejalan dengan tujuan Nestle DANCOW menghadirkan hiburan yang cocok dengan kebutuhan anak-anak”, kata Pritha, Brand Manager Nestle DANCOW, tentang alasan menyeponsori Operet Bobo 4 tahun terakhir.
Menurut Koes Sabandiyah, Pemimpin Redaksi Bobo, pertunjukan Operet Bobo memang dibuat untuk memenuhi permintaan penggemar terhadap tokoh-tokoh cerita Keluarga Bobo dan cerita Negeri Dongeng yang sudah sangat dikenal anak-anak lewat Majalah Bobo.
Tokoh-tokoh Keluarga Bobo yang akan tampil diwakili oleh Bobo, Coreng, Upik, dan Paman Gembul. Sedangkan dari Negeri Dongeng diwakili Oki dan Nirmala.
Tokoh-tokoh yang sudah 35 tahun menemani imajinasi anak-anak Indonesia tersebut, kali ini dihadirkan dalam bentuk nyata lewat pertunjukan operet yang dikemas sangat megah.
”Kami berharap dengan menyaksikan pertunjukan ini, anak-anak tidak hanya senang dan terhibur. Kami juga berharap, anak-anak dapat menangkap pesan-pesan di balik cerita itu,” Koes Sabandiyah menambahkan.

Cerita Baru
Dalam setiap pementasan, Operet Bobo selalu mengangkat kisah baru. Dalam pementasan pertama kalinya, tahun 1988, Operet Bobo, mengangkat cerita Penyerbuan ke Planet Elekton. Tahun 2002, dengan cerita Misteri Naga Ungu. Tahun 2003, cerita Rahasia Pika-Pika Kuro. Tahun 2005, cerita Penculikan Pangeran Pollux. Tahun 2007, cerita Bobumba. Sedangkan kali ini mengangkat cerita Konya Konya Lonya.
Seperti telah disebutkan, Konya Konya Lonya adalah seorang anak perempuan miskin yang tumbuh menjadi penyihir jahat karena hatinya diambil oleh penyihir jahat Otero Tero.
Menurut Vanda Parengkuan, penulis cerita operet ini, tampilnya Konya Konya Lonya berubah menjadi tokoh jahat adalah untuk membangun plot supaya ceritanyaenarik. Namun, dibalik cerita itu, ada pesan moral yang ingin disampaikan. Vanda ingin mengajak anak-anak mengasah ”hati nurani” dan perasaannya untuk peka terhadap lingkungan di sekitarnya.
”Kalau kita punya hati nurani, kita pasti akan berbuat baik. Bukan jahat dan merugikan orang lain dan lingkungan di sekitar kita!” Vanda menjelaskan.
Mengajak anak untuk menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan terhadap alam Indonesia merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang dipersembahkan Nestle DANCOW untuk anak Indonesia. Anak harus diajarkan untuk bangga sebagai anak Indonesia, salah satunya karena Indonesia memiliki kekayaan alam dan keindahan yang tiada tara yang patut dilestarikan, kata Pritha lagi, Brand Manager Nestle DANCOW.
Lewat operet ini, anak-anak juga mendapat contoh tentang betapa pentingnya menjadi seorang teman yang baik. Kadang, perlakuan kita pada teman kita, bisa mempengaruhi kehidupan teman kita itu. Konya Konya Lonya tumbuh menjadi penyihir yang penuh dendam, karena di masa kecilnya, ia selalu ditolak dan dihina teman-temannya. Sementara Sianya Wanya Senya tumbuh menjadi anak yang ceria dan bahagia, sebab ia memiliki teman-teman yang baik.

Dipentaskan Saat Liburan
Operet Bobo selalu dipentaskan pada saat liburan sekolah. Pementasan kali ini dilakukan bersamaan dengan acara Bobo Fair Ke-6, yang akan diadakan tanggal 25 sampai 29 Juni 2008 di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Adrian S. Herlambang, sang Produser Eksekutif Operet Bobo, mengharapkan, operet ini dapat memberikan alternatif hiburan yang baik bagi anak-anak dalam mengisi liburan. Apalagi, hiburan yang bisa mengajak anak-anak untuk datang ke panggung dan belajar mengapresiasi seni pertunjukan, sekarang ini sudah jarang sekali diadakan.
Dengan menonton operet ini anak-anak akan melihat, mendengar, berkhayal, dan mengapresiasikan apa yang telah mereka lihat, alami, dan rasakan. Pengalaman ini akan berdampak positif bagi perkembangan mental, kreativitas, dan imajinasi anak. Hal- hal seperti inilah yang mendasari Nestle DANCOW untuk mensponsori hiburan edukatif ini.

Pertunjukan Megah

Untuk mempersembahkan pertunjukan yang megah ini, panitia telah menyiapkan berbagai properti yang dirancang khusus.
Beberapa properti panggung yang telah disiapkan, antara lain pohon raksasa Baobab yang bisa bicara. Pohon-pohon yang meranggas yang mengingatkan kita pada masalah global warming. Lalu, mobil unik milik Profesor Kuru Kuru Pa yang diparkir di tengah hutan kaktus. Rumah Pipiyot yang berupa labu raksasa berbentuk lentera hallowen. Naga Raksasa yang bisa berkelok-kelok. Juga gua batu yang dijaga manusia-manusia ranting.
Menurut Aditya P. Putra, sang sutradara, pertunjukan ini selain mengekplorasi adegan lewat tarian dan nyanyian, juga akan menampilkan beberapa ilusi yang akan membuat penonton anak-anak tercengang. Misalnya, ilusi Konya Konya Lonya (dewasa) saat berubah menjadi Naga Raksasa, saat Konya Konya Lonya (kecil) terbang, dan saat Bobo berubah menjadi “jagoan” untuk mengalahkan Naga Raksasa.
Ditambah dengan setting panggung yang megah, serta pengaturan tata cahaya warna-warni, membuat pertunjukan yang berdurasi 80 menit itu pun akan memesona penonton.

Lagu-Lagu Pilihan

Untuk lagu-lagu dalam operet ini, Purwatjaraka, Produser Pelaksana, telah menyiapkan 12 lagu pilihan. Lagu, Sebatang Kara, Gembira Setiap Waktu, Penyihir Otero Tero, Andai Kubisa Terbang, Hadiah di Setiap Waktu, Kata-Kata, Dag Dig Dug Derrr, Terima Kasih Sahabat, Kuru Kuru Pa, Teka Teki, Jangan Tukar Hatimu, dan Pohon Baobab.
Lagu-lagu tersebut dikarang oleh Tri Utami; liriknya oleh Vanda Parengkuan, dan aransemen lagu oleh Purwatjacara.
Menurut Freddy Ginting, Ketua Pelaksana Pertunjukan, mulai sekarang anak-anak sudah dapat mendengarkan lagu-lagu tersebut. Sebab, CD Sound Track Operet Bobo Konya Konya Lonya, saat ini sudah dibonuskan pada Buku Lagu dan Aktivitas Konya Konya Lonya. Buku tersebut dapat dibeli di toko-toko buku Gramedia di seluruh Indonesia. Lagu-lagu tersebut dicantumkan di dalam buku, agar anak-anak bisa menghapalkannya terlebih dulu, sehingga pada waktu anak-anak menonton operet, mereka bisa ikut menyanyikannya.

Mereka di Balik Layar

Operet Bobo kali ini melibatkan 111 pemain, 44 di antaranya adalah pemain anak-anak. Di antara mereka terdapat bintang-bintang terkenal. Agni Pratistha, berperan sebagai Konya Konya Lonya dewasa. Mario Lawalata, sebagai Niko Niko dewasa. Subarkah sebagai Profesor Kuru Kurun Pa. Tri Utami sebagai Otero Tero dan Pipiyot. Sedangkan Cha-Cha, sebagai Sianya Wanya Senya .
Menurut Koes Sabandiyah, keterlibatan para pemain Operet Bobo ini dipilih berdasarkan talent dan track record mereka selama ini. ”Ini merupakan wujud komitmen Nestle DANCOW dan Bobo untuk menghadirkan para pemain yang benar-benar berkualitas,” jelasnya.
Sementara di balik layar, sejumlah nama besar dan profesional di bidang operet terlibat menggarap operet ini. Seperti, Adrian S. Herlambang, produser eksekutif (berpengalaman menjadi produser Operet Bobo sejak tahun 1988), Purwatjaraka, produser pelaksana (berpengalaman menjadi produser drama musikal sejak tahun 1990), Vanda Parengkuan, penulis cerita (berpengalaman menulis cerita operet sejak tahun 1988), serta sejumlah tim produksi yang sudah sangat berpengalaman di dunia hiburan anak, seperti Aditya P. Putra (sutradara), Amalia (penata kostum), Hardiman R (penata panggung), serta Rita S (penata tari).


WEBSITE

www.operet.com
www.dancow.id


Untuk pelayanan pers, dapat menghubungi Sigit Wahyu (HP 0811 849646), atau di Redaksi Bobo (Telepon 5330150, 5330170, ext 33205, 33206, Fax. 5320627, email sigitwahyu@gramedia-majalah.com


JADWAL SHOW

PLENARY HALL
JAKARTA CONVENTION CENTER

SABTU, 28 JUNI
Show I, jam 14.00 WIB
Show II, jam 17.00 WIB.

MINGGU, 29 JUNI
Show I, jam 14.00 WIB
Show II, jam 17.00 WIB.

Harga Tiket

VVIP Rp.400.000,-
VIP Rp.300.000,-
Kls. I Rp.200.000,-
Kls. II Rp.80.000,-


TIKET BOX
PROMOSI GRAMEDIA MAJALAH
(021) 5330150/70 ext. 32121, 32129
TOKO BUKU GRAMEDIA
TB Gramedia Matraman (021) 8581763
TB Gramedia Kelapa Gading (021) 4526986, 4528606
TB Gramedia Mal Bekasi (021) 884041,8848611
TB Gramedia Pondok Indah (021) 7506997, 7506998
TB Gramedia Bintaro Plaza (021) 7353442, 7353774
TB Gramedia Mal Puri Indah (021) 5822524
TB Gramedia Mal Taman Anggrek (021) 56999488, 56999490
IBU DIBYO (021) 31931178, 3100386
RAJA KARCIS
Layanan Pesan Antar (021) 8282137
www.rajakarcis.com
POJOK KARCIS
(021) 7258626

Pemenang Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru 2008

Lomba Mengarang Cerpen Anak oleh Guru merupakan lomba tahunan yang diselenggarakan dalam rangka ulang tahun Majalah Bobo. Ikuti pengumuman tentang ketentuan lomba di Majalah Bobo edisi bulan Januari 2009, atau hubungi
Redaksi Majalah Bobo
Jl. Panjang No. 8A, Jakarta 11530
Telepon: 021-5330150, 5330170, ext 33201 – 33205
Email: bobonet@gramedia-majalah.com

Kepada Bapak dan Ibu Guru yang telah berhasil menjadi juara, kami ucapkan selamat. Bagi Bapak dan Ibu Guru yang telah mengirimkan karyanya, tapi belum berhasil menang, kami ucapkan terima kasih. Bobo tunggu kembali karya Bapak-Ibu Guru untuk lomba tahun depan.

Juara I
Judul : Kartu yang Hilang
Nama : Umi Kulsum, S.Pd
Sekolah : SMP Negeri 2 Plandaan, Jombang
Hadiah : Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah)


Juara II
Judul : Surat untuk Ibu Guru
Nama : Barbara Eni Priyanti
Sekolah : SDK Santa Maria II, Perumahan Citra Fajar Golf, Sidoarjo
Hadiah: Rp6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah)

Juara III
Judul : Karena Saya Seorang Guru
Nama : Dewi Hernia Nengsih
Nama Sekolah : SD Negeri 3 Mandongan, Kendari, Sulawesi Tenggara
Hadiah: Rp5.500.000,00 (lima juta lima ratus ribu rupiah)

10 Pemenang Cerita Pilihan
Hadiah: masing-masing mendapat Rp1.000.000 (satu juta rupiah)

1. Judul : Permintaan Hati Rino
Nama : Pangestuti Purnaning Ratri
Nama Sekolah : SDK Yos Sudarso, Ambulu, Jember

2 Judul : Shura Tenno
Nama : Renni Utami Suryani
Nama Sekolah : EFC School of English, Taman Mutiara, Bandung
3 Judul : Ketulusan
Nama : Erly
Nama Sekolah : SDK Kalam Kudus, Kopo Permai, Bandung

4. Judul : Teman Kecilku
Nama : Diana Setyarini
Nama Sekolah : UPT SMP 3, Kragan, Rembang

5. Judul : Sahabat Pena
Nama : Virgorini Dwi Fatayati
Nama Sekolah : Homeschooling Community Hubbullah, Cluster Victoria, Sentul City, Bogor

6. Judul : Anak Tukang Bakso Keliling? Oke-oke Saja
Nama : Puji Ernawati
Nama Sekolah : SD Budi Mulia Dua, Sedayu, Bantul

7. Judul : Puisi Tika Contekan
Nama : Mudjibah Utami
Nama Sekolah : SMP Islam Terpadu Nurul Islam, Tengaran, Kab. Semarang

8. Judul : Maaf, Saya Filek
Nama : Ratna Setyowati Putri
Nama Sekolah : SD Pelita Harapan, Komplek Dago Villas, Lippo Cikarang, Bekasi

9. Judul : Riku Bisa Cari Uang Sendiri
Nama : Ricky Santana
Nama Sekolah : SD 2 Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara (YPPSB)
PT. KPC. Swarga Bara Sengata, Kalimantan Timur

10. Judul : Asbak Buat Bapak
Nama : Suharta Wibawa
Nama Sekolah : SMP 1, Gedangsari, Gunungkidul, Yogyakarta


• Redaksi berhak menerbitkan karya yang menang di Majalah Bobo dan/atau dalam bentuk buku.
• Hadiah untuk pemenang sudah termasuk honorarium pemuatan di Majalah Bobo dan buku.
• Hadiah akan dikirim melalui transfer bank.
• Pemenang akan mendapat surat pemberitahuan langsung dari Majalah Bobo dan tidak melalui agen/perantara lain.
• Karya yang masuk menjadi hak Redaksi Bobo dan tidak dikembalikan.
• Redaksi Bobo berhak menerbitkan karya yang tidak menang lomba, tetapi memenuhi syarat, di Majalah Bobo dan/atau dalam bentuk buku. Penulis akan mendapat honor atas pemuatan karya tersebut.